Jumat, 06 September 2019

Resensi Buku Dampak Pemanasan Global

Resensi Buku Dampak Pemanasan Global


Data Buku :
  • Judul buku : Dampak Pemanasan Global
  • Pengarang : Wisnu Arya Wardhana
  • Penerbit : CV. Andi Offset
  • Tahun terbit : 2010
  • Tebal buku : xvii+190 hlm.; 16x23 cm

Buku ini mempunyai penataan dan penyusunan yang baik karena setiap bab atau bagian disusun secara terstruktur sehingga pembaca lebih mudah mengikuti alur pemikiran penulisnya. Topik yang diambil oleh penulis pun jika dibaca dari judulnya adalah topik yang sangat umum yang artinya buku ini bisa dibaca oleh semua kalangan. Buku ini mengupas tentang bencana-bencana yang sudah terjadi di depan mata karena dampak dari pemanasan global. Buku ini akan bisa memberikan pencerahan kepada para mahasiswa, ilmuwan, dan masyarakat dalam memahami, menindaklanjuti, dan melakukan mitigasi yang benar. Penulis buku ini sangat mahir dalam menampilkan ide-ide yang unik karena meskipun bukunya lebih banyak menonjolkan tujuan sebagai text book mahasiwa. Penulis pun tidak lupa jika topik yang diambil merupakan topik umum, sehingga penulis tidak sepenuhnya menuangkan ide-ide nya dalam bentuk yang hanya dapat dipahami oleh kalangan tertentu. Dari tata letaknya kita dapat mencermati bahwa buku ini disusun dengan cermat karena dipenuhi oleh ilustrasi yang mendukung penjelasan penulisnya. Meskipun begitu, buku ini kurang menarik untuk beberapa kalangan karena tidak ada gambar berwarna yang mendukung pejelasan penulis. Buku ini tidak cocok dibaca oleh kalangan remaja (bukan mahasiwa) karena di dalamnya terdapat istilah-istilah akademik yang hanya bisa dipahami oleh kalangan mahasiwa atau dosen. Penjelasan detail tentang isi buku lebih banyak menggunakan bahasa yang sulit dipahami masyarakat umum. Kesimpulannya adalah buku ini tidak cocok dibaca oleh semua kalangan (kecuali hanya untuk referensi topik umum) karena tujuan utamanya buku ini dibuat adalah untuk text book mahasiswa.


Referensi Buku

Selasa, 20 Agustus 2019

Pandapat Masyarakat tentang Escorting Ambulance

Beberapa masyarakat pasti menganggap aksi para relawam escorting ini sangat berbahaya. Betul, memang yang mereka lakukan berbahaya, tetapi mereka melakukan itu semata-mata hanya untuk membantu ambulance agar cepat sampai tujuan.

Berbeda dengan keluarga pasien, mereka merasa sangat terbantu dan berterimakasih dengan adanya team escort. Bahkan, beberapa dari keluarga pasien ada yang sampai terharu karena mereka baru pertama kali melihat orang yang mau membukakan jalan ambulance. Tidak sedikit keluarga pasien yang berusaha memberi kami imbalan, tetapi sebisa mungkin imbalan itu kami tolak, karena kami tidak mengaharapkan imbalan, tetapi yang mereka harapkan adalah pasien bisa selamat dan cepat sembuh.

Pendapat Driver Ambulance Tentang adanya Escorting Ambulance

Bagaimana kah pendapat para driver ambulance mengenai adanya team escort yang bermunculan di berbagai daerah?

Jawabannya adalah, mereka merasa sangat terbantu dengan adanya para relawan escorting ambulance, terlebih ketika mereka membawa pasien emergency dengan kondisi jalan yang macet

Relawan Escorting

Sebelumnya, apa itu relawan escorting ambulance?

Relawan escorting ambulance adalah kumpulan sekelompok orang berjiwa sosial yang bergerak dengan cara membantu memperlancar jalannya ambulance.

Relawan escorting ambulance sendiri sudah ada hampir di semua daerah. Mereka didirikan atas dasar rasa kemanusiaan dan keikhlasan. Mereka rela membantu jalannya ambulance walaupun nyawa mereka taruhannya. Mengapa mereka melalukan itu? Karena masyarakat Indonesia beberapa masih kurang sadar terhadap kendaraan gawat darurat.

Apa hambatan yang mereka alami ketika sedang bertugas?

Tentu saja sangat banyak, mulai dari lalu lintas yang macet sampai jajaran. Mereka harus berkonsentrasi penuh ketika sedang bertugas, kenapa? Di saat mereka membukakan jalan, mereka dihadapkan dengan situasi jalan yang tidak pasti dan terkadang ditambah kondisi pasien yang memburuk.

Apa yang mereka lakukan itu legal?

Untuk saat ini yang mereka lakukan masih bisa dibilang ilegal, karena belum ada landasan hukum yang tepat untuk kegiatan mereka. Mereka pun kadang diberhentikan oleh petugas yang berjaga. Lalu, kalau mereka dilarang, siapa yang akan menyadarkan masyarakat tentang kesadaran terhadap kendaraan darurat? Jika memang membuka jalan untuk ambulance tugas aparat, kami tidak akan muncul, karena dari aparat sudah turun ke lapangan. Tetapi, kenyataannya? Ketika ada ambulance beberapa hanya diam di pos sambil mengamati. Padahal ambulance sudah menjadi kendaraan prioritas no. 2 setelah damkar, itu teorinya, kenyataanya? Tidak ada yang peduli tentang itu, bahkan malah memanfaatkan kendaraan tersebut agar bisa lolos lampu merah atau kemacetan.